Oke yang pertama ini versi indonesianya :
Datuk Darah Putih adalah seorang hulubalang dari sebuah
kerajaan di negeri Jambi, Indonesia. Ia terkenal sebagai seorang hulubalang
yang pemberani, jujur, sakti, dan cendikia. Pada suatu waktu, kerajaan itu
diserang oleh Belanda. Berkat kesaktian dan keberanian Datuk Darah Putih,
pasukan Belanda berhasil dikalahkan. Bagaimana Datuk Darah Putih bisa
mengalahkan mereka? Ingin tahu jawabannya? Ikuti kisahnya dalam cerita Datuk
Darah Putih berikut ini!
Alkisah, di negeri Jambi, ada sebuah kerajaan yang memiliki
seorang hulubalang bernama Datuk Darah Putih. Diberi nama demikian, karena jika
terluka darah yang keluar dari tubuhnya berwarna putih. Ia seorang hulubalang
yang terkenal dengan kejujuran, kepandaian, keberanian, dan kesakstiannya. Raja
negeri itu sangat hormat kepadanya, berkat kepatuhan dan kemampuannya
menyelesaikan segala tugas yang diembannya.
Pada suatu hari, sang Raja memerintahkan Datuk Darah Putih
untuk membentuk pasukan inti kerajaan.
“Wahai, Datuk! Kumpulkan beberapa prajurit pilihan yang
memiliki ketangkasan perang yang tinggi, jujur, setia pada raja, rela berkorban
untuk kepentingan negeri, serta pantang menyerah dan mengeluh. Setelah itu,
latihlah mereka agar menjadi prajurit yang tangguh seperti dirimu!” titah Baginda
Raja.
“Daulah, Baginda!” jawab Datuk Darah Putih sambil memberi
hormat.
Datuk Darah Putih pun segera melaksanakan perintah raja.
Tidak sulit baginya untuk memilih prajurit yang akan dijadikan pasukan inti.
Sebab, sebagai seorang hulubalang, ia sudah mengetahui semua kepribadian dan
kemampuan perang semua prajuritnya. Dalam waktu singkat, Datuk Darah Putih
sudah berhasil mengumpulkan puluhan prajurit pilihan, lalu melatih kemampuan
perang mereka dengan penuh kesungguhan. Setelah hampir setahun berlatih secara
terus-menerus, seluruh anggota pasukan inti tersebut telah menjadi prajurit
yang tangguh, pemberani, dan siap mengorbankan jiwa raganya untuk negeri
mereka.
Pada suatu hari, sang Raja mendengar laporan dari seorang
mata-mata bahwa Belanda akan datang menyerang negeri mereka.
“Gawat, Baginda!” lapor seorang mata-mata kerajaan yang
datang tergopoh-gopoh.
“Ada apa, Prajurit? Kenapa kamu panik seperti itu?
Katakanlah!” desak sang Raja.
“Ampun, Baginda! Pasukan Belanda akan menyerbu negeri kita.
Mereka sedang menuju kemari melalui jalur laut,” lapor mata-mata itu.
Mendengar laporan itu, sang Raja terdiam, lalu beranjak dari
singgasananya. Ia kemudian mondar-mandir sambil mengelus-elus jenggotnya yang
lebat.
“Mmm... kedatangan mereka pasti ingin mengeruk kekayaan
negeri ini. Mereka adalah penjajah yang serakah dan suka mengadu domba penduduk
negeri,” kata sang Raja yang sudah mengerti watak penjajah Belanda.
“Apa yang harus kami lakukan, Tuan?” tanya Datuk Darah
Putih.
“Karena mereka melalui jalur laut, tentu hanya satu jalan
yang dapat dilalui, yaitu Selat Berhala,” ungkap sang Raja.
“Berarti kita harus menghadang mereka di sekitar Pulau
Berhala, Tuanku,” sambung Datuk Darah Putih yang sudah mengerti maksud
perkataan sang Raja.
“Benar, Datuk! Besok pagi-pagi sekali, berangkatlah ke sana.
Hadang dan hancurkan mereka di Selat Berhala. Siapkan seluruh pasukan inti dan
beberapa prajurit lainnya!” titah sang Raja.
“Daulah, Baginda! Perintah segera hamba laksanakan,” jawab
Datuk Darah Putih sambil memberi hormat.
Hulubalang sakti itu pun segera memerintahkan seluruh
pasukannya untuk menyiapkan segala peralatan perang yang diperlukan seperti
pedang, tombak, dan keris. Mereka juga menyiapkan bekal makanan, karena
diperkirakan masih dua hari lagi kapal pasukan Belanda baru memasuki Selat
Berhala. Mereka harus berangkat lebih awal untuk mempersiapkan benteng
pertahanan di Pulau Berhala.
Setelah semua peralatan dan bekal disiapkan, pasukan
kerajaan yang akan berangkat berperang diperintahkan beristirahat lebih dulu
untuk memulihkan tenaga setelah seharian melakukan persiapan. Sementara
prajurit lainnya tetap berjaga-jaga di lingkungan istana dari berbagai
kemungkinan yang akan terjadi.
Di kediamannya, Datuk Darah Putih tampak sedang
bercengkerama bersama istrinya yang sedang hamil tua.
“Dinda! Bagaimana keadaan anak kita?” tanya Datuk Darah
Putih sambil mengelus-elus perut istrinya yang buncit.
“Baik, Kanda! Semoga kelak anak kita lahir dengan selamat,”
jawab sang Istri.
“Dinda! Besok Kanda bersama pasukan kerajaan akan berangkat
ke medan perang untuk bertempur melawan penjajah Belanda. Tolong jaga baik-baik
anak kita yang ada di dalam rahimmu ini!” pinta Datuk Darah Putih kepada
istrinya.
“Tentu, Kanda! Dinda akan selalu merawatnya dengan baik.
Jika anak kita laki-laki, Dinda berharap semoga kelak ia menjadi seorang
panglima yang sakti dan pemberani seperti Kanda,” ucap sang Istri dengan penuh
harapan.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Datuk Darah Putih
bersama pasukannya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Pulau Berhala dengan
menggunakan tiga buah jongkong (perahu atau tongkang) besar. Para keluarga
istana, termasuk istri Datuk Darah Putih, ikut mengantar pasukan kerajaan
tersebut sampai ke pelabuhan. Tidak tampak adanya rasa sedih sedikit pun pada
wajah sang Istri. Sebelum meninggalkan pelabuhan, hulubalang sakti itu
berpamitan kepada istrinya yang sedang berdiri di samping sang Raja.
“Hati-hati, Kanda! Doa Dinda senantiasa menyertai Kanda.
Jika sudah berhasil menumpas para penjajah itu, cepatlah kembali!” pesan sang
Istri.
“Baik, Dinda! Kanda akan kembali membawa kemenangan untuk
negeri ini,” jawab Datuk Darah Putih sambil mencium kening dan perut istrinya,
lalu bergegas naik ke atas jongkong.
Beberapa saat kemudian, ketiga jongkong tersebut berlayar
menuju ke Pulau Berhala. Tampak dari kejauhan para pasukan kerajaan melambaikan
tangan di atas jongkong. Para pengantar pun membalasnya dengan lambaian tangan
pula. Setelah ketiga jongkong tersebut hilang dari pandangan, barulah para
pengantar meninggalkan pelabuhan.
Setelah Datuk Darah Putih dengan pasukannya sampai di Pulau
Berhala, mereka langsung mengatur strategi, membuat benteng-benteng pertahanan,
dan tempat pengintaian. Jongkong-jongkong mereka tambatkan di balik batu karang
besar yang ada di sekitar Pulau Berhala agar tidak terlihat oleh pasukan
Belanda. Sambil menunggu kedatangan musuh, Datuk Darah Putih kembali
menggembleng mental pasukannya.
Keesokan harinya, tampak dari kejauhan iring-iringan kapal
pasukan Belanda akan memasuki Selat Berhala.
“Datuk, musuh kita telah datang. Mereka sedang menuju
kemari,” lapor seorang prajurit pengintai.
Mendengar laporan itu, Datuk Darah Putih segera menyiapkan
seluruh pasukannya.
“Pasukan! Ambil posisi masing-masing! Sekaranglah saatnya
kita membaktikan diri kepada Baginda Raja dan negeri tercinta ini!” seru Datuk
Darah Putih memberi semangat kepada pasukannya.
Mendengar seruan itu, pasukan kerajaan segera menaiki ketiga
jongkong mereka dan menempati posisi masing-masing. Ketika iring-iringan kapal
Belanda memasuki Selat Berhala, ketiga jongkong pasukan kerajaan langsung
meluncur ke arah kapal-kapal Belanda. Saat jongkong-jongkong tersebut merapat,
Datuk Darah Putih beserta pasukannya segera berlompatan masuk ke dalam
kapal-kapal Belanda sambil menebaskan pedang dan menusukkan keris ke arah
musuh. Pasukan Belanda yang mendapat serangan mendadak itu menjadi panik.
Mereka tidak sempat lagi menggunakan bedil mereka. Untuk mengimbangi serangan
dari pasukan kerajaan, mereka menggunakan pedang panjang. Namun karena dalam
keadaan tidak siaga, mereka pun terdesak dan tidak berdaya. Tidak seorang pun
dari pasukan Belanda yang selamat. Semuanya tewas terkena sabetan pedang dan
tusukan keris.
Sementara dari pihak pasukan Datuk Darah Putih hanya ada
beberapa prajurit yang terluka. Sebelum kembali ke benteng pertahanan di Pulau
Berhala, mereka mengambil senjata dan semua perbekalan yang ada, lalu membakar
semua kapal Belanda tersebut.
Sesampainya di Pulau Berhala, pasukan Datuk Darah Putih
segera merayakan kemenangan itu dengan gembira.
“Datuk! Kita harus segera kembali ke istana untuk
menyampaikan berita gembira ini kepada Baginda Raja,” ujar seorang prajurit.
Datuk Darah Putih hanya tersenyum mendengar laporan itu.
“Ketahuilah, Prajurit! Perjuangan kita belum selesai,” jawab
Datuk Darah Putih.
“Apa maksud, Datuk? Bukankah semua pasukan Belanda telah
tewas?” tanya prajurit itu tidak mengerti.
“Benar katamu, Prajurit! Tapi, itu hanya sebagian kecil.
Jika Belanda tidak mendengar berita dari pasukannya yang dikirim dan kita
kalahkan itu, tentu mereka akan mengirim pasukan yang lebih besar lagi,” jelas
Datuk Darah Putih.
Mendengar penjelasan itu, sang Prajurit hanya bisa
manggut-manggut. Dalam hatinya berkata bahwa Datuk Darah Putih memang seorang
hulubalang yang cerdik dan pandai.
“Lalu apa tindakan kita selanjutnya, Datuk?” tanya prajurit
itu.
“Iya, Datuk! Apakah kita harus tetap di sini menunggu
kedatangan pasukan Belanda selanjutnya?” sambung seorang prajurit yang lain.
“Benar, Prajurit! Menurut perkiraanku, pasukan Belanda akan
tiba di tempat ini tiga hari lagi. Oleh karenanya, kita harus lebih siap,
karena kita akan menghadapi pasukan Belanda yang jumlahnya lebih besar,” ujar
Datuk Darah Putih.
Ternyata benar perkiraan Datuk Darah Putih. Tiga hari
kemudian, tampak iring-iringan tiga kapal besar dengan jumlah serdadu yang
lebih banyak sedang memasuki Selat Berhala. Namun, hal itu tidak membuat Datuk
Darah Putih gentar. Ia pun segera menyiapkan pasukannya untuk menghadang
mereka.
“Pasukan! Demi negeri ini..., demi masa depan anak cucu
kita..., berperanglah sampai titik darah penghabisan!” seru Datuk Darah Putih
menyemangati pasukannya.
“Hidup Datuk! Hidup Datuk Darah Putih!” terdengar teriakan
para prajurit dengan penuh semangat.
Setelah itu, pasukan Datuk Darah Putih segera menaiki
jongkong-jongkong lalu meluncur dan merapat ke kapal-kapal Belanda. Kali ini,
mereka menghadapi musuh yang lebih berat. Jumlah pasukan Belanda lebih banyak
dibanding pasukan kerajaan, sehingga pertempuran itu tampak tidak seimbang.
Seorang prajurit kerajaan terkadang harus menghadapi dua sampai tiga orang
serdadu Belanda.
Di haluan kapal, tampak Datuk Darah Putih dikeroyok oleh
tiga orang serdadu Belanda. Tidak lama, ia pun mulai terdesak dan tiba-tiba
batang lehernya tersabet pedang seorang serdadu Belanda. Maka keluarlah darah
putih dari lehernya itu. Namun, dengan sisa-sisa tenaga yang ada, ia tetap
melakukan perlawanan.
“Prajurit! Aku terkena pedang. Bawa aku mundur dan yang lain
tetaplah bertempur sampai titik darah penghabisan!” teriak Datuk Darah Putih
sambil menghindari serangan serdadu Belanda.
Mendengar teriakan itu, beberapa orang prajurit pilihan pun
datang membantunya. Dalam waktu singkat, ketiga serdadu Belanda tersebut tewas.
Datuk Darah Putih segera dibawa ke Pulau Berhala untuk mendapatkan perawatan.
Sesampainya di sana, ia didudukkan di tempat yang aman dan tersembunyi. Para
prajurit telah berusaha menutup luka pimpinannya, namun darah putih tetap saja
keluar.
“Tolong carikan aku anak batu sengkalan untuk menutupi luka
di leherku ini!” perintah Datuk Darah Putih.
Dengan sigapnya, salah seorang prajurit segera mencari batu
seperti yang dimaksud pimpinannya itu. Tidak berapa lama, prajurit itu pun
kembali membawa sebuah anak batu sengkalan yang tipis, lalu menempelkannya pada
luka di leher Datuk Darah Putih. Darah putih itu pun berhenti dan tidak keluar
lagi.
Begitu lukanya tertutup batu sengkalan, Datuk Darah Putih
tiba-tiba bangkit dari duduknya, lalu melompat ke atas jongkong.
“Terima kasih, Prajurit! Ayo kita kembali berperang melawan
penjajah!” seru Datuk Darah Putih dengan penuh semangat.
Prajurit yang menolongnya itu pun segera mengikutinya naik
ke atas jongkong. Meskipun masih terluka, Datuk Darah Putih mampu melakukan
perlawanan. Bahkan, ia semakin lincah dan gesit memainkan pedangnya, sehingga
banyak serdadu Belanda yang terkena sabetan pedangnya. Tidak berapa lama,
akhirnya seluruh serdadu Belanda tewas.
“Horeee..., horeee... Kita menang!” terdengar suara gegap
gempita pasukan kerajaan menyambut kemenangan itu.
Namun, di balik kegembiraan itu tersimpan rasa duka yang
mendalam melihat keadaan Datuk Darah Putih yang terluka parah. Mereka pun
kembali ke benteng pertahanan di Pulau Berhala sambil memapah Datuk Darah
Putih. Berhubung hari sudah sore, mereka pun memutuskan untuk beristirahat
semalam di Pulau Berhala.
Keesokan harinya, Datuk Darah Putih bersama pasukannya
kembali ke istana kerajaan. Sesampainya di istana, mereka disambut oleh
keluarga istana dan rakyat negeri dengan perasaan duka cita. Banyak orang yang
iba melihat kondisi Datuk Darah Putih yang terluka parah. Mengetahui suaminya
datang, dengan perasaan tenang dan tabah, istri Datuk Darah Putih menaruh
bayinya di atas tempat tidur, lalu segera menyongsong ikut memapah suaminya dan
mendekatkannya pada bayi mereka yang lahir dua hari sebelumnya.
“Kanda, Anak kita laki-laki. Lihatlah! Dia tampan seperti
Kanda,” ujar sang Istri menghibur suaminya.
Dengan sisa tenaga yang dimiliki dan dengan dibantu
istrinya, Datuk Darah Putih mengangkat bayinya, kemudian mendekap dan mencium
keningnya dengan penuh kasih sayang. Setelah itu, ia meletakkan bayi itu di
pangkuan istrinya.
“Maafkan Kanda, Dinda! Tolong rawatlah anak kita baik-baik!”
pinta Datuk Darah Putih dengan suara pelan.
Setelah itu, Datuk Darah Putih duduk di lantai rumahnya,
lalu membaringkan tubuhnya dengan pelan. Pada saat tubuhnya terbaring itulah
Datuk Darah Putih menghembuskan napasnya yang terakhir. Sang Istri hanya bisa
pasrah, karena ia sadar semua itu merupakan kehendak Tuhan Yang Mahakuasa.
Dan inilah versi english :
Datuk White Blood is a commander of a kingdom in the land of
Jambi , Indonesia . He is best known as a brave commander , honest , powerful ,
and talented . At one time , the kingdom was attacked by the Dutch . Thanks to
the magic and courage Datuk White Blood , the Dutch army was defeated . How
Datuk White Blood can beat them ? Want to know the answer ? Follow the story in
a story following Datuk White Blood !
Once upon a time , in the land of Jambi , there was a kingdom
which has a commander named Datuk White Blood . Named so , because if the
injured blood coming out of his body is white . He was a commander known for
its honesty , intelligence , courage , and kesakstiannya . King of the country
was very respectful to him , thanks to compliance and ability to complete all
tasks assigned.
One day , the king ordered Datuk White Blood to form the
core of the royal army .
"O , Datuk ! Collect some soldiers war option has high
dexterity , honest , loyal to the king , willing to sacrifice for the sake of
the country , and never give up and complain . After that , train them to be a
warrior like you ! " King 's command .
" Daulah , Sire ! " Said Datuk White Blood while
paying homage .
Datuk White Blood immediately carry out the king's orders .
Not difficult for him to choose which will be the soldier 's core troops .
Therefore , as a commander , he already knows all the personalities and
abilities of all soldiers of war . In a short time , Datuk White Blood 've
managed to collect tens of choice warriors , and practice skills they war with
full seriousness . After almost a year of continuous practice , all members of
the core forces has become a formidable warrior , brave , and ready to
sacrifice his body for the soul of their country .
One day , the King heard the report of a spy that the
Netherlands will come to attack their country .
" Distress , Sire ! " Reported a royal spy who
came in haste .
"What is it , soldier ? Why do you panic like that ?
Say ! "Urged the King .
" Please, Your Majesty ! Dutch troops will invade our
country . They are on their way through the sea lanes , "reports the spy .
Hearing the report , the King paused , then moved from his
throne . He then paced stroking his beard bushy .
" Mmm ... arrival they definitely want the wealth of
this country . They are greedy invaders and likes to pit people of the land ,
"said the king who already understand the nature of the Dutch colonizers .
" What should we do , sir ? " Said Datuk White
Blood .
" Because they are by sea , of course only one way that
can be passed , the Strait of idols , " said the King .
"Then we have to confront them around the island of
idols , my lord , " said Datuk White Blood already understand the meaning
of the words of the King .
" True , Datuk ! Tomorrow early in the morning , went
to it . Prevent and destroy them in the Strait of idols . Prepare entire core
troops and a few other soldiers ! " Edict of the King .
" Daulah , Sire ! Servant immediately execute the
command , "said Datuk White Blood while paying homage .
The powerful commander immediately ordered the entire army
to prepare all the necessary equipment such as war swords , spear , and dagger
. They also prepare their food , as expected still two more days of new vessels
entering the Strait of Dutch troops idol . They had to leave early to prepare
fortifications on the island idols .
After all the equipment and supplies prepared , the royal
army was ordered to rest will go to war first to restore power after a day of
preparation . While other soldiers remained on guard at the palace of the
various possibilities that will happen .
At his residence , Datuk White Blood seemed to mingle with
old pregnant wife .
" Dinda ! What is the state of our children ?
"Said Datuk White Blood stroking her distended belly .
" Well , Kanda ! Hopefully someday our children born
alive , " replied the wife .
" Dinda ! Tomorrow Kanda with the royal troops will go
to the battlefield to fight against the Dutch colonialists . Please take good
care of our children is in the womb ! "Pleaded his wife Datuk White Blood
.
" Of course , Kanda ! Dinda will always take good care.
If your child boy, Dinda hope that one day he became a commander of the
powerful and brave like Kanda , "said the wife with hope .
The next day , early in the morning , Datuk White Blood with
his troops are getting ready to head to the island of idols by using three
jongkong ( boat or barge ) is great . The royal family , including the wife of
Datuk Blood White , joined the royal army escort to port. Does not appear the
slightest sadness on the face of the wife . Before leaving port , the powerful
commander said goodbye to his wife who was standing next to the King .
" Be careful , Kanda ! Prayer accompanies Kanda Dinda .
If you've managed to crush the invaders , come back ! " Message the wife .
" Well , Dinda ! Kanda will again bring victory for
this country , "said Datuk White Blood , kissing her forehead and stomach
, and then hurried upstairs jongkong .
Moments later , the third jongkong sailed to the island of
idols . Visible from a distance the royal troops waved above jongkong . The
introduction also responded with a wave anyway . After the third jongkong out
of sight , then the introduction leave port .
After Datuk White Blood with his army arrived at the island
of idols , they immediately set the strategy , making fortifications , and on
the lookout . Jongkong - jongkong they anchored behind large rocks that
surround the island idols so as not to be seen by Dutch forces . While waiting
for the arrival of the enemy , Datuk White Blood mental galvanize his troops
back .
The next day , it appears from a distance flotilla Dutch
troops will enter the Strait of idols .
" Datuk , our enemies have come . They are on their way
, "reports a reconnaissance soldier .
Hearing the report , Datuk White Blood immediately set the
whole army .
" Troops ! Take each position ! Now is the time we
dedicate ourselves to His Majesty the King and the beloved country ! "Said
Datuk White Blood encourage his troops .
Hearing the call , the royal forces soon jongkong up their
third and occupy their respective positions . When the Dutch flotilla entered
the Strait of idols , the third jongkong royal troops drove toward the Dutch
ships . When the jongkong jongkong - docked , White Blood Datuk and his troops
immediately jumped into the Dutch ships as he cut with a sword and a dagger
thrust in the direction of the enemy . Dutch troops were under attack was
sudden panic . They do not have time to use their guns . To compensate for the
attack of the royal troops , they use a long sword . However, because the state
is not idle , they were pressed and helpless . None of the Dutch troops who
survived . Everything is killed by a blade of the sword and dagger stab .
Meanwhile, the White Blood Datuk forces are only a few
soldiers were wounded . Before returning to the stronghold on the island of
idols , they took all the weapons and supplies there , and burn all the Dutch
ships .
Arriving on the island of idols , White Blood Datuk troops
soon celebrate it with joy .
" Datuk ! We should get back to the palace to deliver
the good news to the king , " said one soldier .
White Blood Datuk just smiled at the report .
"Know , Soldiers ! Our struggle is not finished ,
"said Datuk White Blood .
" What do you mean , Datuk ? Are not all Dutch troops
have been killed , "asked the soldier did not understand .
" You were right , soldier ! But , it's only a small
part . If the Dutch had not heard the news of his troops were sent and we beat
it , they would send a bigger force , "said Datuk White Blood .
Hearing that explanation , the soldier could only nod . In
his heart said that Datuk White Blood is a clever and resourceful commander .
" So what's our next move , Datuk ," asked the
soldier .
" Yes , Datuk ! Do we have to stay here waiting for the
arrival of the Dutch army 's next? "Said another soldier .
" True , soldier ! By my calculations , the Dutch
troops will arrive at this place three days away . Therefore , we must be ready
, because we will face the Dutch army is bigger , " said Datuk White Blood
.
Sure enough Datuk White Blood estimate . Three days later ,
seemed a convoy of three large vessels with greater number of soldiers were
entering the Strait of idols . However , it did not make a White Blood Datuk
trepidation . He was immediately prepared his troops to confront them .
" Troops ! For the sake of this country ... , for the
sake of the future of our children and grandchildren ... Fight to the death !
"Said Datuk White Blood cheering troops .
" Datuk Life ! Life Datuk White Blood ! " Came the
cry of the soldiers with enthusiasm .
After that , White Blood Datuk forces immediately up -
jongkong jongkong then glide and move closer to the Dutch ships . This time ,
they face a heavier enemies . The number of Dutch troops more than the royal
forces , so that it looked unbalanced battle . A royal soldier sometimes has to
face two to three Dutch soldiers .
At the bow of the ship , looks Datuk White Blood beaten by
three Dutch soldiers . Before long , he began urgency and neck suddenly
snatched the sword of a Dutch soldier . Then came the white blood from his neck
. However , with the remnants of the existing power , he maintained resistance
.
" Soldiers ! I was hit by a sword . Take me back and
the others still fight to the death ! " Shouted Datuk White Blood Dutch
soldiers while avoiding attacks .
Hearing the cry, some people preferred soldiers came to help
him . In a short time , three Dutch soldiers were killed . Datuk White Blood
was immediately taken to the island of idols to get treatment . Once there , he
was placed in a safe and hidden . The soldiers had been trying to close the
wound boss , but still the white blood out .
"Please get me a child sengkalan stone to cover the
wound on my neck ! " White Blood Datuk command .
With sigapnya , one of the soldiers soon find the stone as
it is boss . Not long ago , the soldier was returned with a child sengkalan
thin stone , and paste it on the wound in the neck Datuk White Blood . The
white blood stopped and not come out again .
Once the wound is closed sengkalan stone , Datuk White Blood
suddenly rose from his seat , then jumped to the top of jongkong .
" Thank you , soldier ! Let's go back to fight against
the invaders ! "Said Datuk White Blood vigorously .
Soldiers rescue was immediately followed up on jongkong .
Although still hurt , White Blood Datuk able to fight . In fact , it plays a
more agile and nimble sword , so a lot of Dutch soldiers who exposed his sword
slashes . Not how long , eventually the entire Dutch soldiers were killed .
" ... Yippee , Yippee ... We won! " Sound of bells
and whistles greeted the royal troops that victory .
However , the excitement behind stored profound sadness
seeing the state of White Blood Datuk severely wounded . They went back to the
fortifications on the island of idols while Datuk bolster the White Blood .
Since it was afternoon , they decided to rest overnight in the island of idols
.
The next day , Datuk White Blood with his troops back to the
royal palace . Arriving at the palace , they were welcomed by the royal family
and their people with feelings of grief . Many people are sorry to see the
condition of White Blood Datuk severely wounded . Knowing her husband came ,
with a feeling of calm and stoic , White Blood Datuk wife put her baby on the
bed , then immediately come meet her and held bolster their infants were born
two days earlier .
" Kanda , we are men Son . Look ! He was handsome like
Kanda , "said the wife entertaining her husband .
With the remainder owned power and with the help of his wife
, Datuk White Blood lifting her baby , then hugged and kissed her forehead
lovingly . After that , he put the baby in her lap .
" Forgive Kanda , Dinda ! Please take care of our kids
okay ? " White Blood Datuk pleaded softly .
After that , Datuk White Blood sitting on the floor of his
house , and lay down quietly . At the time that his body lies Datuk White Blood
breathed his last . The wife can only surrender , because he realized it was
the will of Almighty God .
Title : Datuk Darah Putih
Description : Oke yang pertama ini versi indonesianya : Datuk Darah Putih adalah seorang hulubalang dari sebuah kerajaan di negeri Jambi, Indonesia. ...
Description : Oke yang pertama ini versi indonesianya : Datuk Darah Putih adalah seorang hulubalang dari sebuah kerajaan di negeri Jambi, Indonesia. ...
0 Response to "Datuk Darah Putih"
Posting Komentar